Kata Ayah, dewi kesempurnaan itu sudah berwujud sebuah patung yang benar-benar merupakan mahakarya sempurna di zaman Jawa kuno, jauh sebelum aku. Letaknya ditemukan tak jauh dari kelahiranku, di Singhasari sana, di sebuah kompleks candi yang dikatakan simbol kerukunan umat Hindu dan Buddha (Siwa - Buddha) yang belum selesai pengerjaannya.
Patung itu diboyong oleh Belanda, penemunya yang tak henti mengaguminya, ke negerinya. Mereka berdalih orang Jawa tak lagi menyembahnya, dan oleh karena itu perlu dilindungi dengan diboyong ke negaranya. Sayangnya, pengangkutannya sendiri tidak luput dari bencana. Setidaknya, tiga perahu yang penuh dengan barang-barang antik berharga dari Malang tenggelam dalam perjalanannya ke Belanda sana. Kini setelah bangsaku menyadari keagungannya, patung itu diserahkan kembali ke negeriku dan sekarang disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Lihatlah bagaimana manusia mengaguminya. Kau dapat melihatnya kekaguman dunia itu saat dia dipamerkan, juga dalam buku-buku yang membahasnya. Orang pun berusaha membuat duplikatnya hingga detik ini.
Orang Malang dan sekitarnya lebih mengenal Prajna Paramita sebagai Ken Dedes. Munculnya tafsir gambaran patung Ken Dedes ini bahkan bisa ditelusuri sejak 1820-an. Menurut kitab Pararaton, Ken Dedes adalah seorang gadis dari Panawijen yang cantik molek hingga termasyhur dari timur Kawi hingga Tumapel. Oleh karena itulah Akuwu, penguasa Tumapel yang bernama Tunggul Ametung melarikannya untuk dijadikan istri. Karena keistimewaan itu pula, ditambah rahasianya yang terungkap, pemuda Ken Angrok jatuh hati dan merebutnya dari Tunggul Ametung. Rahasianya adalah sebagai Nawiswari, Nareswari, Ardana Reswari, perempuan yang paling utama; siapa saja yang memperistrinya akan menjadi raja. Begitulah nasib Ken Dedes, Ibu bagi raja-raja Jawa, menurut Pararaton.
Dewi Prajna Paramita |
Sementara itu, salah seorang saudari Gayatri sendiri ada juga yang bergelar Prajna Paramita yaitu Jayendradewi yang disebut-sebut sebagai istri Raden Wijaya yang mandul tapi paling setia.
Jika bosan dengan analisa-analisa itu, bolehlah membaca Arok-Dedes karya Pramoedya Ananta Tur, kata Ayah. Pram sendiri jelas-jelas mengagumi Prajna Paramita. Di luar Arok-Dedes, ia juga menyebut Prajna Paramita dalam
Ibu dari Segala Kebijakan |
apakah akan jadi Ken Dedes, Jayendradewi, atau Gayatri,
Jadi sempurna dan bijaksana, atau tidak sempurna seperti bangunan candi itu.
Tapi rasanya lebih manusiawi cerita-cerita di kitab-kitab yang disebut ayahku itu daripada konsep-konsep kesempurnaan itu.
Entahlah. Yang jelas, sejak hari itu aku dilabeli Dea Prajna Paramita.
Kalaulah aku belum bisa mengerti benar akan arti kata-kata yang tertulis di sini, orang tuaku berharap kelak aku akan dapat memahaminya, kemudian melanjutkan kerukunan yang belum selesai seperti terbengkalainya pembangunan candi itu. Inilah postingan pertamaku, lewat orang tuaku, tentang hari kelahiranku.
Sumber gambar: Wikipedia
8 comments
Hai, nama saya juga 98% diambil dari bahasa sansekerta. ...Prajna Paramita Nareswari. Kata orang, nama adalah doa dari orang tua untuk kita. Semoga kita bisa menjadi orang yang baik dan bijaksana, ya. Amin.
Bagaimana dengan namaku ?
Anak q namanya = Jayendradewi Prajna Paramitha
Anak sy namanya Pranya Paramitha
paramita apotek
Paramitha rusady
Nama ku mentari prajna paramita q tinggal di desa brnama.singasari
Sangat kebetulan
Nia paramita