Ayah diberi sodoran kertas
untuk mempersiapkan nama. Dan Ayah sudah mempersiapkannya bagiku: Prajna
Paramita. Dicarinya nama itu dari internet, sebuah konsep Buddha
tentang Kesempurnaan dalam Kebijaksanaan Transedental. Ada sutra Buddhis
yang sangat terkenal bernama Prajna Paramita. Ayah mendownload-nya dari
internet pula, dan kadang memperdengarkannya kepadaku saat aku masih di
kandungan.
|
Listening to Prajna Paramita Sutra |
Namun, nampaknya rasa haru memenuhi dadanya hari itu
hingga rasa kasihan terhadap Ibu berlebih pula. Hal itu membuatnya ingat
bahwa Ibu sempat memesan nama Dea bagiku. Ayah dulu menolak karena
alasan Ibu menyenangi nama Dea adalah karena melihat nama seorang
asisten OC Kaligis di acara Jakarta Lawyers Club. Walau demikian Ayah
sempat mencari arti kata Dea itu, artinya Dewi. Akhirnya setelah
mengeceknya kembali lewat bantuan seorang temannya lewat Google, Ayah
memutuskan menambahkannya di depan Prajna Paramita, menjadi Dea Prajna
Paramita.