“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau MENULIS. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” (Anak Semua Bangsa, Pramoedya, h. 84)
Home » » Kegiatan Harian-ku: Jogging Menikmati Alam Sekitar

Kegiatan Harian-ku: Jogging Menikmati Alam Sekitar

Sejak aku mulai bisa berjalan, yaitu sejak usiaku 11 bulan, ayahku sering mengajakku jogging di jalan masuk utama ke perumahan kami, terutama saat cuaca pagi cerah. Jalan ber-paving block itu kira-kira 150 meter panjangnya. Dari sini aku dapat menikmati pemandangan eksotis alam sekitarku. Gunung Arjuna menjulang tinggi di utara. Hutan di atas lerengnya, jika dilihat dari sini mirip seperti lumut yang tumbuh di atas tanah bergelombang. Dari balik punggungnya, teman dekatnya Si Welirang malu-malu mengintip dan mengepulkan asap putih. Dua gunung itu begitu gagah, kata ayahku seperti pemandangan yang digambar anak kecil pada umumnya ketika disuruh menggambar. Di kakinya sebelah timur, sebuah bukit terlihat sangat dekat. Itulah Si Wukir, bukit kecil atau gumukan yang berada di desa tetangga.

Di sebelah barat, gunung Panderman menjulang. Dari kampungku sini terlihat jelas lereng sisi timurnya. Kata Ayah, jika saja di sana ada tulisan KOTA BATU, tentu akan segera mengingatkan orang pada tulisan HOLLYWOOD di gunung Lee, Los Angeles yang terkenal itu. Sama seperti Mount Lee yang berada di deretan gunung, yaitu pegunungan Santa Monica, Panderman juga berada di pegunungan Putri Tidur. The Sleeping Beauty ini adalah diberikan karena jika dilihat dari kejauhan, akan nampak seorang putri berambut panjang terhampar tengah terlentang berbaring. Tentu saja itu semua dapat kau lihat jika kau cukup imajinasi.

Di sebelah timur, sebenarnya juga ada pemandangan yang tak kalah indahnya. Puncak-puncak pegunungan Tengger nampak seakan terlukis mengawang di langit biru tanpa pijakan. Berbeda dengan dua sisi sebelumnya, sisi timur ini didominasi warna biru dan kelabu. Yang jelas dapat dikenali tentu saja puncak tertinggi-nya, Semeru yang juga mengepulkan asap seperti Welirang. Namun, untuk dapat melihat semua itu aku harus berjalan ke arah barat dari perumahanku yang areanya lebih tinggi. Dari situ jugalah aku dapat melihat di sebelah selatan gebyar kota Malang mulai memancar di waktu senja

Yang kulukiskan di atas adalah pemandangan nun jauh di sana. Di sekitarku pun tak kalah eloknya. Aku dapat merasakan keindahan dan segarnya tanaman di sawah-sawah warga Junrejo. Di hamparan huma itu aku dapat mengagumi si Kuntul yang datang berkunjung menjelang musim tanam padi bergulir. Di saat seperti itulah aku dapat melihat tembok-tembok tanah berundak rapi. Terasiring yang terkenal dengan nama sistem sengkedan itu mirip undakan coklat berlubang-lubang, yang dari setiap lubangnya pancuran jernih mengairi kotak-kotak air dibawahnya. Di pagi sebelum manusia berhiruk pikuk, aku dapat mendengar suaranya bergemericik menenangkan hati. Di dalam kotak-kotak air itulah Si Kuntul mendapatkan santapan favoritnya, kodok-kodok yang selalu memainkan musiknya buatku di malam hari. Saingan Si Kuntul kadang muncul, yaitu Si Raja Udang yang juga doyan anak kodok. Sementara di atas genangan, ribuan capung berterbangan saat sinar matahari muncul. Kata Ayah, kehadiran capung itu adalah pertanda udara di lingkungan sekitar masih relatif bersih, sebab catur tidak dapat bertahan hidup di daerah yang parah polusinya. Si lalat naga itu nampak merdeka. Hanya kadang seekor burung sebangsa kolibri berteriak-teriak memburu dan menyambarnya. Tak lama setelah matahari menghangat, petani mulai menggiring dua ekor sapi guna membajak sawahnya. Jadi begitulah kira-kira pemandangan di waktu pagi saat musim tanam dimulai, petani sibuk menghalau sapi giat bekerja, di sekitarnya si Kuntul, Si Raja Udang, dan Si Kolibri mencari mangsanya, sementara capung harus melakukan titah alam meletakkan telur-telurnya di air tanpa peduli bagaimana masa depannya. Mungkin itulah yang dinamakan harmoni kehidupan.

Di awal Maret ini padi sudah tumbuh tinggi menghijau menuju ke menguning, proses  mematangkan diri. Si burung pipit mulai mengerjai para petani yang setia menunggui padinya. Dengan tarikan tali membentang berjumbai plastik disertai teriakan khususnya bila tidak ada kaleng bergelantungan terpasang, petani siap-siap mengusir burung-burung nakal itu dari gubuk mungil di tengah-tengah sawah.

Written by : Prajna - Dea Prajna Paramita

Aku sama sekali baru dan bersih putih, menunggu coretan-coretan hidup dan pengalaman. Masih belum banyak yang bisa kutuangkan di sini karena aku masih bergantung pada orang tuaku untuk menuliskannya. Suatu saat nanti, segera, aku akan menjadi diriku sendiri.

Join me on: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Breaking News close button
Back to top

1 comments:

KADG PULSA - Online casino no deposit bonus codes
KADG PULSA. Online 온카지노 주소 casino no deposit bonus codes. Get the best deals at Karamba online casino. ✓ Get free chips, free spins and more at Karamba Casino!